Kali ini saya akan memposting kuliner yang paling banyak diburu dan dicari di bantul dan kuliner ini tidak pernah luypa dibeli saat berkunjung di bantul.

Bakpia patuk 25
Nah ini lah salah satu kuliner yang sangat populer bahkan kuliner yang paling di buru di bantul



Dilihat dari sejarahnya sendiri, Bakpia merupakan makanan dari warga Tionghoa yang mengalami modifikasi. Dahulu, Bakpia merupakan sejenis roti isi yang berisikan daging. Daging yang digunakan adalah daging babi. Namun, seiring dengan perkembangan zaman serta mayoritas masyarakat di sekitar mereka adalah muslim, maka isian dari Bakpia ini mengalami modifikasi, yaitu diganti dengan kacang hijau.. Angka 25 pada nama Bakpia Pathok 25 diambil dari nomor rumah si pemilik, mulai digunakan sebagai bagian merek dagang sejak 1980.
Usaha yang dirintis oleh Tan Aris Nio ini sekarang sudah diwariskan kepada anaknya Arlen Sanjaya. Produksi Bakpia yang dilakukan setiap harinya tidak tetap karena produk yang dibuat selalu baru dan hangat, untuk hari-hari biasa Bakpia yang dibuat mencapai 5-7 adonan. Bahkan jika pasaran sedang ramai atau hari-hari libur produksinya mencapan 10-15 adonan, setiap satu adonan menghabiskan 15 kg tepung terigu.
Perusahaan Bakpia pathok 25 mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25. Bakpia Pathok 25 dijual dengan rasa seperti rasa original kacang hijau, keju, cokelat, nanas, durian, ubi ungu, dan kacang merah. Harga jual antara Rp 30.000-Rp 35.000 per kotak.
Pengunjung yang datang bisa dengan bebas melihat-lihat pabrik tempat produksi Bakpia ini. Konsumen yang datang banyak berasal dari wisatawan domestik seperti dari Jakarta, Bandung, Bogor dan banyak lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar